Rabu, 07 November 2012

Sebuah Keprihatinan

“A, punya lagu Smash yang I Heart You enggak?” Ninis (Sepupuh gue)
“Enggak salah dengar gue?” piker gue saat itu.
“Smash? I Heart You? Apaan tuh? Lagu?” Tanya gue seketika
“Iiihh Aa mah enggak gaul, iya itu lagu boyband.”
“Dih? Eh, anak kecil enggak boleh dengerin lagu-lagu kaya gitu!!”
“Enak tau a lagu nya. Punya enggak?”
“Enggak punya. Emang kamu ngerti de apa artinya I Heart You?”
Reaksi sepupuh gue saat itu hanya TERSENYUM, ya tersenyum. Hufft apa pula ini maksudnya?? -__-
“Anak kecil itu lagu nya ya lagu anak kecil. Jangan lagu orang dewasa kamu dengerin!”
“Biarin, wooo” :p
Gue? “No Respon” -___-
     Saat percakapan itu terjadi, sepupuh gue baru kelas 5-6 SD. Coba bayangin, anak kelas 5-6 SD!! Masih kecil banget, istilahnya belum cukup umur, belum baligh!! Tapi apa yang terjadi?? Dewasa sebelum waktunya! Itu hanya contoh kecil dari apa yang sebenarnya terjadi di zaman sekarang, bahkan ada yang lebih parah dari itu. Anak-anak zaman sekarang nih, padahal usia mereka masih sangat belia, tapi mereka udah kenal tuh yang namanya pacar-pacaran, cinta-cintaan. Bahkan nih yaa kalau diperhatiin, justru lebih parahan mereka dari pada orang dewasa yang sebenarnya. Aiiihhh zaman apa pula ini???    -_____-  
     Dulu nih ya, disaat gue masih anak-anak, masih kecil, gue enggak pernah tuh nanya-nanya kaya gitu sama mereka yang udah dewasa. Jangankan nanya, ngerti pun enggak gue sama hal-hal kaya gitu. Dulu itu, yang ada dalam pikiran gue sama anak-anak yang lain hanya “Main-Main-Main-Main”. Enggak ada tuh pikiran buat pacar-pacaran, cinta-cintaan, atau apalah itu yang kelakuan orang dewasa. Kita juga enggak kenal tuh sama lagu-lagu orang dewasa yang katanya mah lebih banyak “Galau” nya (Eh dulu itu Galau udah ada belum ya?), malah nih yaa, kita lebih senang nyanyiin lagu “Bintang Kecil”, “Ambilkan Bulan Bu”, “Balonku Ada Lima”, “Bintang Kejora”, lagu-lagu nya Trio Kwek-Kwek, Chikita Meidy, “Anak Gembala”, banyak deh, pokoknya tuh yang lagu anak-anak. Terus juga dulu itu kita nih ya pada main “Galaxing”, “Petak Umpet”, “Bola Gebok”, “Teprak”, “Karet”, “Sirihku Sirih Kuning”, “Do Mi Ka Do”, dan masih banyak lagi. Nah kalau anak sekarang, apa mereka kenal permainan seperti itu? ENGGAK!!! Permainan mereka lebih modern, bahkan untuk anak yang istilah nya “baru lahir kemarin” aja permainannya udah I-Pad, Tab, Blackberry, ah apalah itu macam-macam gadget zaman sekarang. Jangankan main gadget itu, tau juga enggak dulu gue, -_____- (Belum ada mungkin tepatnya).
     Jujur, prihatin banget gue sama kondisi anak-anak zaman sekarang. Mereka seakan kehilangan, eh bukan seakan lagi, tapi sudah kehilangan masa kekanak-kanakan mereka. Mereka kehilangan masa-masa paling bahagia dalam kehidupan mereka. Mereka dipaksa menjadi anak dewasa sebelum tiba waktu nya. Mereka di paksa mengenal apa yang seharusnya, sepatutnya tidak mereka kenal. Di usia mereka yang masih belia, yang seharusnya mereka bisa belajar ini itu, mengasah rasa keingintahuan mereka akan ilmu-ilmu pengetahuan, tapi mereka harus merelakan masa-masa itu hilang dalam kehidupan mereka hanya karena sebuah kondisi zaman yang GILA!! Mereka lebih senang dengan hal-hal yang berkaitan dengan dunia orang dewasa daripada hal-hal yang berkaitan dengan dunia mereka sendiri.
     Zaman sudah berubah jauh, sangat jauh. Anak-anak yang sejatinya hanya anak-anak kini telah berubah, terlebih akan sebuah pola pikir serta kelakuan mereka. Majunya perkembangan teknologi, perkembangan zaman, harus mereka bayar dengan hilangnya masa anak-anak mereka, masa-masa terindah dalam kehidupan, masa-masa paling bahagia dalam hidup. Sungguh ironi semua kenyataan ini.
     Namun, tidak sepenuhnya kita menyalahkan perkembangan-perkembangan yang terjadi  saat ini. kita lah yang seharusnya sadar akan hal itu. Kita lah yang seharusnya merubah kehidupan mereka, merubah pola pikir mereka. Kita lah yang seharusnya peduli kepada mereka, mengembalikan masa anak-anak mereka, kita lah yang seharusnya peduli dengan perubahan itu, kita lah yang seharusnya bergerak. Mengembalikan perkembangan mereka sesuai dengan perkembangan anak-anak seharusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar