“A, punya lagu Smash yang I Heart You
enggak?” Ninis (Sepupuh gue)
“Enggak salah dengar gue?” piker gue saat
itu.
“Smash? I Heart You? Apaan tuh? Lagu?” Tanya
gue seketika
“Iiihh Aa mah enggak gaul, iya itu lagu
boyband.”
“Dih? Eh, anak kecil enggak boleh
dengerin lagu-lagu kaya gitu!!”
“Enak tau a lagu nya. Punya enggak?”
“Enggak punya. Emang kamu ngerti de apa
artinya I Heart You?”
Reaksi sepupuh gue saat itu hanya
TERSENYUM, ya tersenyum. Hufft apa pula ini maksudnya?? -__-
“Anak kecil itu lagu nya ya lagu anak
kecil. Jangan lagu orang dewasa kamu dengerin!”
“Biarin, wooo” :p
Gue? “No Respon” -___-
Saat percakapan itu terjadi, sepupuh gue
baru kelas 5-6 SD. Coba bayangin, anak kelas 5-6 SD!! Masih kecil banget,
istilahnya belum cukup umur, belum baligh!! Tapi apa yang terjadi?? Dewasa sebelum
waktunya! Itu hanya contoh kecil dari apa yang sebenarnya terjadi di zaman
sekarang, bahkan ada yang lebih parah dari itu. Anak-anak zaman sekarang nih,
padahal usia mereka masih sangat belia, tapi mereka udah kenal tuh yang namanya
pacar-pacaran, cinta-cintaan. Bahkan nih yaa kalau diperhatiin, justru lebih
parahan mereka dari pada orang dewasa yang sebenarnya. Aiiihhh zaman apa pula
ini??? -_____-
Dulu nih ya, disaat gue masih anak-anak,
masih kecil, gue enggak pernah tuh nanya-nanya kaya gitu sama mereka yang udah
dewasa. Jangankan nanya, ngerti pun enggak gue sama hal-hal kaya gitu. Dulu itu,
yang ada dalam pikiran gue sama anak-anak yang lain hanya “Main-Main-Main-Main”.
Enggak ada tuh pikiran buat pacar-pacaran, cinta-cintaan, atau apalah itu yang
kelakuan orang dewasa. Kita juga enggak kenal tuh sama lagu-lagu orang dewasa
yang katanya mah lebih banyak “Galau” nya (Eh dulu itu Galau udah ada belum
ya?), malah nih yaa, kita lebih senang nyanyiin lagu “Bintang Kecil”, “Ambilkan Bulan Bu”, “Balonku
Ada Lima”, “Bintang Kejora”, lagu-lagu nya Trio Kwek-Kwek, Chikita Meidy, “Anak
Gembala”, banyak deh, pokoknya tuh yang lagu anak-anak. Terus juga dulu itu
kita nih ya pada main “Galaxing”, “Petak Umpet”, “Bola Gebok”, “Teprak”, “Karet”,
“Sirihku Sirih Kuning”, “Do Mi Ka Do”, dan masih banyak lagi. Nah kalau anak
sekarang, apa mereka kenal permainan seperti itu? ENGGAK!!! Permainan mereka
lebih modern, bahkan untuk anak yang istilah nya “baru lahir kemarin” aja
permainannya udah I-Pad, Tab, Blackberry, ah apalah itu macam-macam gadget
zaman sekarang. Jangankan main gadget itu, tau juga enggak dulu gue, -_____-
(Belum ada mungkin tepatnya).
Jujur, prihatin banget gue sama kondisi
anak-anak zaman sekarang. Mereka seakan kehilangan, eh bukan seakan lagi, tapi sudah
kehilangan masa kekanak-kanakan mereka. Mereka kehilangan masa-masa paling
bahagia dalam kehidupan mereka. Mereka dipaksa menjadi anak dewasa sebelum tiba
waktu nya. Mereka di paksa mengenal apa yang seharusnya, sepatutnya tidak
mereka kenal. Di usia mereka yang masih belia, yang seharusnya mereka bisa belajar
ini itu, mengasah rasa keingintahuan mereka akan ilmu-ilmu pengetahuan, tapi
mereka harus merelakan masa-masa itu hilang dalam kehidupan mereka hanya karena
sebuah kondisi zaman yang GILA!! Mereka lebih senang dengan hal-hal yang
berkaitan dengan dunia orang dewasa daripada hal-hal yang berkaitan dengan
dunia mereka sendiri.
Zaman sudah berubah jauh, sangat jauh. Anak-anak
yang sejatinya hanya anak-anak kini telah berubah, terlebih akan sebuah pola pikir
serta kelakuan mereka. Majunya perkembangan teknologi, perkembangan zaman,
harus mereka bayar dengan hilangnya masa anak-anak mereka, masa-masa terindah
dalam kehidupan, masa-masa paling bahagia dalam hidup. Sungguh ironi semua
kenyataan ini.
Namun, tidak sepenuhnya kita menyalahkan
perkembangan-perkembangan yang terjadi saat ini. kita lah yang seharusnya sadar akan
hal itu. Kita lah yang seharusnya merubah kehidupan mereka, merubah pola pikir
mereka. Kita lah yang seharusnya peduli kepada mereka, mengembalikan masa
anak-anak mereka, kita lah yang seharusnya peduli dengan perubahan itu, kita
lah yang seharusnya bergerak. Mengembalikan perkembangan mereka sesuai dengan
perkembangan anak-anak seharusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar