Saat semua terasa menyesakkan, tidak tahu mau apa lagi, maka hanya
menunggu dan berharap hal terakhir yang bisa dilakukan. Menunggu. Berharap.
“Kau tahu, Nak, perasaan itu tidak sesederhana satu tambah satu sama
dengan dua. Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang di
langit, gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus
matematika. Perasaan adalah perasaan.”
“Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan, nasib, takdir,
atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang
dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita,
khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Jika berjodoh,
Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang
menakjubkan.”
“Sejatinya, rasa suka tidak perlu diumbar, ditulis, apalagi
kaupamer-pamerkan. Semakin sering kau mengatakannya, jangan-jangan dia
semakin hambar, jangan-jangan kita mengatakannya hanya karena untuk
menyugesti, bertanya pada diri sendiri, apa memang sesuka itu.”
“Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”
"Tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan. Tidak ada yang pergi dari hati."
-Tere Liye-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar