Wahai bunga yang kemerah-merahan, ketahuilah aku hanyalah
sebuah “Akar” ...
“Aku adalah akar. Aku tak punya
mahkota mewah layaknya bunga. Warnaku pun tak menarik untuk disanjung dan
dipuja, serta aroma tubuhku tak pernah sewangi sang bunga yang sanggup memikat
lebah, kumbang, burung kecil penghisap madu, bahkan manusia. Aku memang bukan
bunga, aku bukan bunga yang dapat meliuk gemulai seiring dengan terpaan angin,
lepaskan segenggam penat jagad nan padat. Aku bukan bunga yang kerap jadi
sumber inspirasi bagi para pengagum seni.
Aku juga bukan daun, yang tak
kalah unik dari bunga, bentuk dan warna khasnya sering pula jadi incaran. Aku
bukan dauh yang melengkapi penampilan tarian bunga, mewakili sang bunga untuk
menghias batang-batang pohon, dan pesona rimbunnya sanggup melepas lelah sang
pengembara.
Aku adalah akar! Aku tertimbun di
bawah tanah, dan diatas sana ribuan kaki menginjakku tanpa kenal sopan santun.
Jangankan untuk memuji wajahku, melirik saja tidak. Aku memang tak kelihatan.
Bahkan kadang, waktu sepertinya terlalu sempit untuk sekedar menganggapku ada.
Aku nyaris terlupakan.
Aku memang hanya akar. Ya, aku
akar! Tubuhku berdiri atas bulu-bulu halus detector yang mendeteksi keberadaan
air dan zat hara. Juga pembuluh-pembuluh yang bertugas mengantar zat hara,
untuk kemudian dimasak pada klorofil daun dalam proses fotosintesis, lantas
hasil masakannya kelak diedarkan ke seluruh organ tubuh, hingga sang pohon
dapat bertahan hidup.
Aku akar. Aku tak perlu menjadi
daun ataupun bunga, karena aku adalah akar! Meski kumbang dan kupu-kupu itu tak
pernah menghampiriku. Tak pula pernah kudengar sekelumit pujian untukku. Tapi
aku puas jadi akar. Karena aku adalah akar yang selalu mencari air untuk bunga
dan daun. Bahkan air untuk kelanggengan usia sang pohon. Bukan hanya air
setetes, melainkan kuingin sedanau, bahkan samudera raya. Setiap hari kujalani
tugas mulia ini dengan tulus. Semoga selalu ada kabar gembira bagi daun dan
bunga, sehingga bisa kutitipkan gurat senyum bahagiaku untuk awan putih dan
langit tinggi. Sampaikanlah salam manis buat semilir sejuk angin dan kupu
cantik itu, dariku: “AKAR”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar